Pembahasan Tentang Hakekat Malaikat - Teologi Sistematika 2

Truth about angles
A. Keberadaan Malaikat
Jika hanya sebatas akal, manusia tidak akan mampu memperkirakan bagaimana penciptaan alam semesta. Kita tidak mempunyai gagasan yang benar didasarkan pada teori untuk mengetahui masalah penciptaan jagat raya, begitupun dengan malaikat. Namun, dengan wahyu dalam Alkitab kita bisa menggali hal-hal supernatural. Memang ada banyak buku atau kitab lain yang menuliskan tentang malaikat, namun dengan kebenaran Alkitablah menjadi referensi yang benar.
Perjanjian Lama, ada lebih dari 100 kali PL berbicara tentang malaikat. Dalam tiga puluh empat peristiwa yang tercatat dalam tulisan-tulisan Musa, malaikat-malaikat selalu menampakkan diri sebagai makhluk yang sungguh ada. Abraham makan dan bercakap-cakap dengan malaikat (Kejadian 18), dari kitab Kejadian sampai Hakim-Hakim ada banyak acuan yang menunjuk kepada Malaikat Yahweh yang rupanya bersifat ke-Allahan. Yesaya menunjuk kepada Serafim (Yes 6:2) dan Yehezkiel menunjuk kepada Kerub (Yeh 10:1-3), Daniel menyebutkan Gabriel (Dan 9:20-27) dan Mikhael (Dan 10:13), Zakharia sering menyebut malaikat-malaikat sebagai agen-agen Allah . dan Kitab Mazmur menggambarkan para malaikat sebagai abdi Allah yang menyembah Dia dan yang melepaskan umat-Nya dari kerugian/kerusakan/kejahatan (Mzm. 34:7-8;9:11;103:20).
Perjanjian Baru, malaikat disebutkan kira-kira 165 kali, sama seperti Perjanjian Lama, Perjanjian Baru juga menyebut malaikat itu ada. Para penulis Injil menghubungkan pelayanan malaikat-malaikat itu dengan kelahiran, kehidupan, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke Surga (Mat. 1:19; Mrk. 1:13; Luk. 2:13; Yoh 20:12; Kis. 1:10-11)[1]
Menurut catatan dalam Kitab Kisah Para Rasul, malaikat-malaikat terlibat dalam memberikan pertolongan kepada hamba-hamba Allah. Membuka pintu-pintu penjara bagi rasul-rasul (kisa 5:19), memimpin Filipus dan Kornelius dalam pelayanan (Kis 8:26) dan meneguhkan hati Paulus ketika kapal yang ditumpanginya dilanda badai dalam perjalanannya ke Roma (Kis 27:23-25). Kira-kira ada enam puluh lima acuan yang jelas menunjuk kepada para malaikat terdapat dalam kitab Wahyu. Begitupun dalam ajaran-ajaran Kristus.

B. Natur Malaikat
Malaikat adalah keberadaan yang bersifat roh, tidak memiliki tubuh seperti manusia, tidak kawin, serta tidak mati. Malaikat juga merupakan makhluk ciptaan Allah sehingga mereka juga menyembah Allah (Ayb 38:6-7). Dalam Kolose 1:16 penciptaan malaikat hanya terjadi satu kali, dan tidak berlangsung terus.[2]
 Dalam kejadian mereka, mereka sudah diciptakan dalam jumlah yang sangat banyak. Paul Enns dalam bukunya The Moody Handbook of Theology menuliskan: 

”Jumlah mereka dalam penciptaan “beribu-ribu” (Ibr. 12:22), meskipun istilah Myraids (Yunani: Muriasin) secara harfiah berarti sepuluh ribu, namun disini berarti ribuan yang tidak terhitung (Bdk. Why 5:11). Pengulangan beribu-ribu dalam nats itu menyatakan jumlah yang tidak terhitung"[3]

Tempat kediaman dan keberadaan (Abode) malaikat, “the angels which are in heaven” (Mark 13:32) and “an angel from heaven” suggest that angels have fixed abodes or centers for their activities. However, due to the ministry and abilities given to them in the service of God, they have access to the entire universe. They are described as serving in heaven and on earth (Isaiah 6:1f; Daniel 9:21; Revelation 7:2; 10:1)[4] Jadi, Alkitab menuliskan bahwa mereka berada disurga.


C. Sifat Para Malaikat

1. Bersifat Pribadi (Characteristic)
Malaikat sama seperti Allah dan manusia yaitu memiliki pribadi, hanya saja mereka adalah roh. Dapat diketahui bahwa sifat makhluk yang memiliki pribadi adalah sama secara umum, hanya saja untuk besar kualitas dari sifat kepribadian roh jauh berbeda dengan daging. Secara pribadi boleh dikatakan bahwa malaikat sama dengan manusia, berbicara mengenai pribadi bukanlah teori tentang roh, daging, dan jiwa namun kenyataan secara natur bahwa pribadi adalah sifat umum yang mutlak dimiliki oleh pribadi yaitu emosi, intelektual, dan kehendak. Ryrie menuliskan dalam bukunya:
“Angels then qualify as personalities because they have these aspects of intelligence, emotions, and will. This is true of both the good and evil angels. Good angels, Satan, and demons possess intelligence (Matt. 8:29; 2 Cor. 11:3; 1 Peter 1:12). Good angels, Satan, and demons show emotions (Luke 2:13; James 2:19; Rev. 12:17). Good angels, Satan, and demons demonstrate that they have wills (Luke 8:28-31; 2 Tim. 2:26; Jude 6). Therefore, they can be said to be persons. The fact that they do not have human bodies does not affect their being personalities (any more than it does with God).”[5]

Emosi dari pada malaikat ditandai dengan mereka memiliki dikategorikan sebagai malaikat yang baik, kesombongan dan kecemburuan kepada malaikat jahat, serta kehendak atau kemauan yang dimiliki mereka. Namun tingkat pengetahuan malaikat jauh melebihi tingkat pengetahuan manusia, sehingga mereka mengetahui apa yang sudah tersedia dan akan tersedia di jagat raya. Malaikat tidak perlu belajar menganai hal apapun karena mereka sudah mengetahui semuanya termasuk Alkitab. Malaikat juga memiliki kemauan (free will) yang bebas, namun setiap ciptaan memiliki kodrat yaitu terbatas, jadi jika malaikat berdosa berarti kebebasan yang mereka lakukan melebihi kodrat mereka.

2. Bersifat Roh (Spirit Ones)
Malaikat adalah roh sama seperti Allah, namun meskipun demikian sifat roh yang dimiliki malaikat tidak sama dengan Allah. Allah tidak bisa dibatasi ruang dan waktu, namun malaikat masih dibatasi ruang dan waktu.[6]

Erickson menuliskan dalam bukunya:
“Since they are spirit beings, they are usually not seen, unless God gives the ability to see them or unless they manifest themselves. Balaam could not see the angel standing in his way until the Lord opened his eyes (Num. 22:31) and Elisha’s servant could not see the host of angels surrounding him until Elisha prayed for his eyes to be opened (2 Kings 6:17). ”[7]

3. Bersifat Kekal (Everlasting Ones)
Tuhan tidak pernah mengajarkan kepada malaikat untuk melahirkan keturunan seperti halnya manusia (Matius 22:30), Jumlah malaikat tidak berubah dan akan selalu sama, dan mereka juga tidak akan mati (Lukas 20:36), Alkitab juga tidak pernah menyinggung bahwa malaikat akan bertambah tua.

4. Bersifat Kudus (Holy Ones)
Semula semua malaikat adalah makhluk yang suci, tak berdosa, dan dalam kekudusan yang sempurna. Walaupun ada banyak malaikat yang sudah memberontak, kelihatannya malaikat yang suci tetap memiliki eksisteni yang sama yaitu memiliki kekudusan yang sempurna.

5. Memiliki Tingkatan dan Organisasi
Sama seperti halnya organisasi di dunia malaikat juga merupakan makhluk yang memiliki strata dan organisasi, hal ini dituliskan Paul Ryrie dalam bukunya:
“The Bible speaks of "assembly/majelis" and "council/dewan" of angels ( Psalm 89 :. 5, 7 ), their organization for battle ( Revelation 12: 7 ), and of a king of demon-locusts (9: 11). They are also given the government's classification and rating that indicates the organization ( Eph. 3:10 , good angel, and 6:12, evil angels). No doubt God has held the angels and Satan has held elected evil angels”[8]

D. Apa Bedanya Malaikat dengan Manusia?
1. Kedudukan
Alkitab mengajarkan bahwa Tuhan membuat manusia “sedikit rendah daripada malaikat-malaikat.” Namun malaikat adalah roh-roh yang melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan (Ibrani 2:5-7; 1:13-14). Namun disorga kelak manusia akan lebih tinggi daripada malaikat, pada waktu diciptakan malaikat tidak segambar dan serupa dengan Allah namun Alkitab berkata bahwa manusia serupa dan segambar dengan Allah. Hal ini juga dapat kita ketahui sewaktu Yesus menjadi manusia Ia menjadi makhluk yang sangat rendah, namun sewaktu Ia tidak didunia Ia adalah Tuhan Yang Agung.[9]


2. Ahli Waris
Orang kristen adalah Ahli waris Allah bersama dengan Yesus Kristus (Roma 8:17), dan malaikat tidak ikut didalamnya. Namun para malaikat suci adalah roh-roh yang melayani; mereka tidak pernah kehilangan kemuliaan dan hubungan rohani mereka dengan Tuhan. Hal ini berarti menjamin kedudukan mulia mereka dalam Kerajaan Allah. 

3. Pengampunan
Selagi manusia masih didalam daging manusia tidak akan luput dari keberdosaan, Alkitab mengajarkan Tuhan akan senantiasa mengampuni manusia yang menyesali perbuatannya. Hanya saja jika kita sudah menjadi roh tentu pengampunan tidak akan bisa terjadi, berbeda halnya dengan malaikat disaat mereka sudah melakukan kebebasan diluar daripada kodrat mereka yang terbatas (berdosa) mereka tidak akan mendapat pengampunan  sama sekali. Karena mereka adalah roh abadi.

4. Tidak Bisa Menurunkan Keturunan
Malaikat adalah roh yang tidak memiliki jenis kelamin, tidak memiliki hasrat seksual apalagi memiliki keturunan. Karena mereka telah diciptakan dengan jumlah yang tetap. Namun manusia memiliki anugerah yang besar yaitu untuk memenuhi bumi.

Refferences:



[1] LAI TB
[2] Cleon L. Rogers Jr. Dkk, The New Linguistic and Evangetical Key to Greek New Testament (Grands: Zondervan, 1998), hal. 520
[3] Enns Paul, The Moody Handbook of Theology. (Chicago: Moody Publisher, 2008), Hal. 324
[4] Lewis Sperry Chafer, Systematic Theology, Vol. 1, Part 3. (Wheaton: Victor Books, 1988), p. 284
[5] Charles C. Ryrie, Basic Theology, (Wheaton: Victor Books, 1987), p.125
[6] Millard J. Erickson, Christian Theology, (Grand Rapids: Baker Book House, 1983) p. 439
[7] Millard J. Erickson, Christian Theology. P.440
[8] Charles C. Ryrie, Basic Theology, (Wheaton: Victor Books, 1987), p.124
[9] Billy Graham, Malaikat: Agen Rahasia Allah, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1977), hal 43-46

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama