Eksposisi Matius 14:16 Yesus Memberi Makan Orang Lapar

beliefnet.com
Memberi Makan Orang Lapar (Matius 14:16; Yohanes 6:11)
a.    Memberi mereka makan (Matius 14:16)
Alkitab versi King James menerjemahkan frasa ini dengan “give” ye them to eat (KJV), “give” them something to eat! (NIV). Dalam bahasa Yunani dituliskan dengan do,te auvtoi/j u`mei/j fagei/n, merupakan kata kerja imperatif aoris aktif orang ke-2 jamak (kalian). kata aoris menyatakan bentuk waktu yang lampau dan hanya sekali dilakukan jika diikuti dengan kasus imperatif maka hal ini berarti perintah tersebut dilaksanakan secepatnya. Maka secara sederhana terjemahan dari frasa ini adalah cepat kamu berikan mereka makan. berikutnya juga kita lihat dalam konteks kata perintah ini peristiwa yang diawali sebelumnya adalah Yesus merasa tergerak hati-Nya oleh belas kasihan kepada ribuan orang dan menyembuhkan mereka yang sakit (ayat 14). Kejadian itu terjadi pada saat menjelang malam, tentulah orang banyak tersebut sudah merasa lapar. Merasa tergerak juga dialami oleh murid-murid-Nya namun ia memiliki ide yang sulit yaitu supaya orang banyak itu membeli makanan, dan harus beranjak lagi dari duduk tenang yang sudah lapar?.
            Tampak disini bahwa Allah mau peduli, dalam kisah ini Yesus sedang memberi kesaksian bahwa seluruh karunia berasal dari Allah. Ia mengambil makanan dan mengucapkan berkat, ucapan terimakasih kepada Allah. Ketika mengucapkan doa ucapan syukur yang dibawakan Yesus cukup sederhana: “Terpujilah Engkau, Yahweh Allah kami, Raja alam semesta, yang memberi roti dari tanah.” Disisi lain juga kita bisa melihat bahwa Yesus bekerja melalui tangan para murid-Nya pada saat itu, bahwa masih berlanjut sampai sekarang. Terjemahan LAI, bahwa Yesus “mengucap berkat”. Prof. W Grundmann menerjemahkan “Yesus mengucap syukur”. Orang Yahudi sangat mementingkan pengucapan syukur sebelum makan. mereka mengatakan bawha tanpa mengucap sykur “makanan itu dicuri dari Tuhan”. Nah, ini sangat perlu untuk diteladani.
Sangat tampak perbuatan Yesus dalam cerita ini, namun ternyata ia memberi makan, memberi berkat lewat murid-muridnya yang sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa pada saat itu. karena perintah Yesus adalah memberi makan sejumlah orang yang sangat banyak yaitu 5000 lebih orang. Mengapa Yesus melakukan mukjizat ini? Tujuannya adalah agar murid-muridnya menemukan, mencari, mengandalkan Yesus, untuk melakukukan sesuatu yang mustahil untuk ia lakukan. “We have here but five loaves, and two fishes” (ayat 17 KJV), pe,nte a;rtouj kai. du,o ivcqu,aj, hanya lima roti dan 2 ikan yang mereka miliki pada saat itu. Didalam murid-murid membutuhkan Yesus begitupun Yesus membutuhkan murid-murid untuk melakukannya.
Jika kita analisis lebih dalam mengenai perintah Yesus dalam ayat 16 “kamu harus memberi mereka makan”. Yang menjadi pertanyaan besar adalah, mengapa Yesus memerintahkan murid-murid memberi orang-orang tersebut makan? apakah mereka memiliki makanan yang cukup?, kata harus merupakan perintah Yesus yang secara moral harus dilaksanakan, karena Dia berkuasa. Didalam ketiga Injil Sinoptik kata harus kerap sekali digunakan sebagai perintah dalam bentuk aoris jika kasus bahasanya imperatif. Hal ini menandakan bahwa perintah itu menyatakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan atau setara dengan pengertian “segera” untuk dilakukan. Pada saat itu Yesus tentu tahu situasi pada saat itu, tidak ada makanan, namun Ia memerintahkan sesuatu yang mustahil untuk dilakukan.
Namun, disinilah kita dapat menemukan maknanya yaitu Yesus mau murid-murid melakukan pekerjaan-Nya didalam kelemahan mereka, didalam situasi krisis. Ia mau murid-murid mengenal Yesus lebih lagi, Ia mau pengikut-Nya menyerahkan diri mereka didalam kelemahan mereka (analogi ketersediaan hanya lima roti dan dua ikan). Dalam catatan Yohanes kata peritntah tersebut dituliskan “Dimanakah kita akan membeli roti?” (Yoh 6:11), kalimat ini sekejab terdengar aneh, karena apakah mereka memiliki uang yang sangat banyak pada saat itu?. Nah, perkataan itu juga memiliki tujuan yang senada yaitu supaya murid-murid belajar mengenal Yesus dan menguji iman kita disaat krisis. Menurut tafsiran Matthew Henry kalimat tersebut memiliki tujuan untuk mennguji murid-muridnya terkhususnya Filipus, karena ia yang bertanya jawab dengan Yesus. Dan Yesus sangat menginginkan untuk bekerjasama dengan pengikut-Nya. Hal inilah yang tidak terlalu dilihat oleh orang-orang Kristen, makna didalam suatu pekerjaan Yesus. Murid-murid boleh melihat mukjizat, namun akan terasa timpang apabila makna utama didalam mukjizat tersebut tidak diketahui.
Nah, peristiwa Yesus memberi makan 5000 orang lebih adalah tanda kuasanya, yang dilakukannya ketika murid-muridnya juga ikut didalam pekerjaan-Nya. Untuk itulah Yesus juga memberi kita perintah untuk ikut serta, dan disinilah kita dinamakan mediatornya Allah.
Didalam Yohanes 6:11,dalam bahwa Yunani menggunakan istilah “die,dwken”, Secara harfiah diterjemahkan distributed dalam Bahasa Indonesia membagikan, menyebarkan, menyalurkan, menjalankan.  die,dwken toi/j avnakeime,noij o`moi,wj (Yunani), diedoken tois anakeimenois omoios (BGT), he distributed to the disciples (KJV), He distributed to those who were seated (NIV), dan membagi-bagikannya kepada mereka (TB). Beberapa terjemahan diatas memiliki makna yang sama yaitu Yesus sedang membagi-bagikan, menyalurkan kepada mereka (murid, orang-orang yang duduk). Kata membagi-bagikannya merupakan kata kerja indikatif aoris aktif, orang ke-3 maskulin tunggal, (kasus aoris menunjukkan peristiwa yang terus berlangsung). Maka kasus ini menyatakan sesuatu pekerjaan yang benar-benar dilakukan dilakukan Yesus disana, kasus indikatif menyatakan kata kerja yang nyata. tampak dituliskan bahwa Yesus membagi-bagikannya roti dan ikan kepada mereka, hingga semua ikut makan bahkan masih tersisa. Walaupun didalam kisah ini jumlah ke lima ribu orang itu adalah laki-laki, akan penulis kitab mengatakan bahwa disamping itu masih ada perempuan dan akan-anak, “yang ikut kira-kira lima ribu orang laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.” (Matius 14:21). Dr. J.T Nielsen yang ditulis dalam buku Drs. J.J De Heer, berjudul Tafsiran Alkitab Injil Matius Pasal 1-22 berkata: “itulah suatu tanda bahwa Yesus mau melayani perempuan dan anak-anak juga.”[1]
Arti yang pertama dari mukjizat ini ialah bahwa Yesus bukan memenuhi kebutuhan rohani saja, melainkan kebutuhan jasmani juga. Orang kristen yang ingin mengikuti Kristus harus selalu memperhatikan kebutuhan jasmani orang lain.
Disamping itu cukup jelas juga, bahwa disini Yesus melanjutkan suatu garis dari dalam Perjanjian Lama. Pada Zaman nabi Elisa dan pada Zaman nabi Musa,, Tuhan telah memberi makanan secara ajaib (2 Raj. 4:42-44 dan Kel. 16). Didalam Yesus zaman Elisa dan Musa seakan-akan telah kembali. Perjamuan yang besar di lereng gunung itu mempunyai suatu arti yang penting lagi. Para penafsir seringkali melukiskan dunia yang baru (Masehi:kedatangan Yesus) sebagai suatu perjamuan yang besar. Mukjizat ini, yang mulia dan penuh arti,kadang-kadang disebut “puncak dari pekerjaan Yesus di bagian utara Palestina.[2]



[1] De. Heer, J.J, Tafsiran Alkitab Injil Matius Pasal 1-22. 288
[2] Ibid,.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama