Kesulitan atau kekompleks-an mengenai bidat ini adalah "apa itu kebenaran?", "apakah kebenaran yang saya miliki salah? atau kebenaran orang lainlah yang merupakan kebenaran? atau sebaliknya"
Satu prinsip yang sulit untuk di robohkan dari mindset manusia adalah, "ia menganggap dirinya benar", apa yang diketahuinya adalah kebenaran, apa yang dia bawa adalah kebenaran, ajaran atau paham yang saya miliki tidak mungkin salah, orang lainlah yang salah!"
Namun pertanyaannya, dimanakah posisi kita?
Apakah kita berada dalam posisi yang benar?
atau justru sedang berada dalam posisi yang salah?!
Inilah yang sering dibuat manusia menjadi permasalah di dalam dunia, setiap orang adalah penting, setiap orang memiliki egoisme masing-masing, hak orang tidak dapat digugat, setiap orang sama hakekatnya dimata Tuhan (mengutip slogan orang asia). Padahal semua itu memiliki nilai luhur yang sangat baik.
Ada pertanyaan yang menantang;
Apakah agama yang saya anut adalah agama yang benar?
atau
Apakah agama yang saya anut sekarang adalah sesat?
Apakah ajaran yang saya terima dahulu adalah sesat?
Ini kristis! dan seharunya tidak boleh main-main!
nah, kembali lagi kepada topik pembahasan.
Sepanjang sejarah perjalanan Gereja, banyak sekali peristiwa yang tidak mudah untuk dilupakan dan semua peristiwa pada masa itu berbekas hingga hari ini. Mungkin Anda sedang memikirkan tentang masa reformasi? :)
Peristiwa merupakan cakupan yang sangat luas dan tak bisa dibatasi atau dikendalikan, karena semua yang terjadi adalah peristiwa. Nah, peristiwa dalam sejarah gereja beragam dan banyak dan terjadilah perang ajaran, peran kelompok, perang para pemikir-pemikir tajam, perang para anggota-anggota gereja, perang para kaum filsuf dan teologi, perang kaum injili dan liberal. Jika ditinjau dan dicermati dalam-dalam semua peristiwa yang dilakukan oleh manusia membuat semuanya semakin berantakan, hancur, dan mengakibatkan masalah-masalah serius didalam gereja.
Mungkin Anda pernah mendengar ajaran-ajaran sesat pada abad ke-4?
Masa Perang salib?
Pro dan Kontra penafsiran Alkitab?
Agama Kristen menjadi agama negara?
Gereja menyalahgunakan kekuasaan kepada negara?
Kesesatan total dalam gereja?
Ngeri!
Namun demikianlah waktu, sejarah, perjalan dan perjuangan setiap manusia mulai dari diri sendiri, keluarga, kelompok, anggota, organisasi, dan masyarakat yang sedang mencari "KEBENARAN".
Dan tentunya semua ajaran peristiwa tersebut diharapkan akan menghasilkan sesuatu yang baik dan benar. Dan sekarang kita fokus pada bidat/ajaran sesat!
Apa itu bidat dan bagaimana sifatnya?
Mengapa bidat muncul?
Contoh bidat di dalam Gereja.
Mau kita apakan bidat itu?
sebagai tambahan recommended banget baca buku:
Ulasan mengenai hal itu bisa dilihat pada buku Selilit Sang Nabi: Bisik-bisik tentang Aliran Sesat (Penerbit Kanisius: 2016)
Apa itu bidat?
- Aliran sesat dulu sering disebut dengan istilah bida’ah atau sekarang menjadi bidat. Dalam bahasa Inggris, istilahnya adalah heresy yang berasal dari kata Yunani hairesis: action of taking, choice).
- Bidat adalah aliran, ajaran, paham, gerakan keagamaan yang dinilai oleh pemegang ortodoksi sebagai penyimpangan dari prinsip baku dan standar.
- Bidat dilakukan oleh orang yang telah dibaptis secara sah, yang telah mengakui isi iman, tetapi kemudian menyangkalnya, dan keluar dari komunitas.
Ciri-ciri bidat/ajaran sesat?
- Merupakan kelompok minoritas dalam mayoritas.
- Bidat biasanya membongkar ajaran ‘lama’ dan mengajarkan ajaran ‘baru’ dan berseberangan dengan tradisi ajaran konvensional.
- Ajarannya bersifat ‘mengusik’ ajaran konvensional dan praksis agamanya sendiri.
- Menjadikan komunitasnya eksklusif, merada diri paling puritan ‘asli’, berjiwa militant. Ibarat ada ‘Gereja baru’ di dalam Gereja Katolik.
- Kelompok minoritas ini memiliki anutan dan tatacara sendiri.
Mengapa bidat sampai muncul?
- Lembaga agama terlalu kaku, ‘established’, tidak inspiratif, lebih banyak merepotkan diri dengan unsur formal, yuridis, dan praktik beriman yang superfisial.
- Awalnya, lembaga agama dengan gampangnya memberi stigma dan kemudian memojokkan kelompok kecil yang ‘berbeda’ ini. Kemudian aliran itu memutuskan keluar dari kelompok mayoritas, memisahkan diri dan membentuk komunitas baru.
- Tokoh ‘kharismatis’ kelompok kecil ini mengaku telah diilhami oleh otoritas tertinggi (absolut) demi ‘pemurnian’ lembaga agama. Ia atau mereka lalu mengedepankan jalan lain ‘berbeda’ dari ajaran konvensional.
- Ia atau mereka melakukan penafsiran secara baru atas Kitab Suci dan pengalaman rohani.
- Terjadi ketidakkonsistenan plin-plan penghayatan iman orang-orang yang mengaku beragama.
- Keprihatinan tokoh kharismatis atas kenyataan yang hidup dalam mayoritas, maka lalu menawarkan ‘jalan baru’.
- Mencari jalan pintas dan instans dengan berlari ke jalan penghiburan dangkal.
- Kerinduan akan ‘ratu adil’ di tengah beban hidup yang kian berat.
- Memanipulasi (pemanfaatan) inkonsistensipsyche, alam dan dunia magis oleh orang tertentu dan bisa juga ada upaya untuk mencari penghasilan/keuntungan materi.
- Mencari popularitas.
- Kesalahan mengerti dan menafsirkan pengalaman kejiwaan, dlsb.
berikut ini tabel daripada aliran-aliran sesat/gnostik yang pernah merongrong ajaran gereja yang suci. Namun beberapa diantaranya juga masih mempengaruhi beberapa golongan gereja saat ini.
Bagaimana harus bersikap?
Karena ‘menyesatkan, kita lalu menyerahkannya pada lembaga pengadilan? Mengeluarkan ‘fatwa’ menolak keberadaan mereka atau malah kemudian melaukan ‘demo’ ke Keuskupan atau KWI?
Sebaiknya kita menenggang perbedaan, mengajukan sikap toleran, dan tidak menganggap diri sebagai satu-satunya pemilik dan penafsir kebenaran.
Kasus di Indonesia
Saya tak berhak menghakimi aliran-aliran tersebut. Hanya mau sehati dengan Guru Kehidupan dari Nazareth yang pernah mengeluarkan peringatan: Ingat, awas terhadap para pengajar …ia bagaikan serigala berbulu domba…
Sejumlah penanda
Didache 11.5 – 11.11.
“….. Dia tidak tinggal di rumahmu lebih dari satu hari, atau dua hari jika terpaksa. Apabila dia tinggal selama tiga hari, dia adalah Nabi palsu.”
“…… Jika Rasul itu pergi, maka dia hanya mengambil roti sebagai bekal sampai dia menemukan tempat menginap yang lain. Sedangkan jika dia meminta uang, maka dia adalah Nabi palsu.”
- Sering meramalkan tentang kegelapan, keruntuhan dan pemurnian dunia ini, supranatural.
- Diberlakukannya aturan baru: kerudung, nama, pangkat, cincin, gelang, dan benda-benda ‘gaib’ seperti patung, mantra, dll.
- Mendaku bahwa tokoh kharismatis tertentu mendapat ‘ilham’, ‘visiun’, ‘bisikan’ dari otoritas Hyang Suci.
- Memanfaatkan instabilitas psyche, jiwa dgn kata-kata suci dan magis, sehingga tangis, guncangan, air mata, ketidakpantasan menjadi pisau pembelah pengalaman rohani.
- Menjadi penghiburan dan pelarian bagi ‘penderita’, tidak kritis, menyepelekan akal budi.
- Ditanamkan tradisi baru: Injil beda, Kitab Suci Plus atau Minus, dan ‘sang tokoh’ mula-mula berbicara atas nama Hyang Ilahi (Tuhan Jesus atau Bunda Maria), tetapi sebenarnya membesarkan dirinya sendiri, dan ujung-ujungnya uang.
- Melegitimasi diri dengan Kitab Suci kanonik, dan yang biasa dirujuk adalah Daniel, Wahyu, kata-kata Tuhan Jesus yang ‘apokaliptik’.
Takut menjadi penghayat Injil?
- Iman kristiani sudah teruji selama 2.000 tahun, dibela secara heroik oleh para martir,confessores, dicintai oleh awam dan kaum religius secara total, dilayani secara tuntas oleh para hirarki yang bekerja sama dengan awam, dimatangkan oleh pelbagai konflik, perpecahan, penindasan, penganiayaan, dan penghinaan.
Pertimbangan
- Agama Kristen pernah dicap sebagai ‘aliran sesat’ dalam Yudaisme.
- “Sadarlah dan berjaga-jagalah. Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh.” (1 Ptr. 5:8-9).
Tolok ukur kebenaran secara formal
- Kitab Suci Kanonik
- Ajaran para Bapa Gereja
- Kuasa Mengajar Gereja
- Tradisi sehat
- Credo (Syahadat Para Rasul)
- Dalam Kerjasama dengan kolegialitas uskup
- Kemaslahatan bagi paguyuban
Cara menangani bidat
- Konsolidasi ke dalam melalui KBG.
- Sharing pengalaman doa dan pendalaman iman, katekese.
- Pelaksana jujur amanat Injil dan Rule of Faith.
- Ber-267 sehat dengan pimpinan dan komunitas lain: follow your leader
- Mengembangkan budaya dialog dan terbuka.
- Beriman secara kritis, rendah hati, dan gembira.
- Belajar sendiri, membaca, mistagogi (ongoing formation), bertanya pada orang yang memiliki integritas dan kredibilitas