A. Analisa Struktur
1. Tema Matius 22:1-14
“Respon Manusia atas Panggilan Allah”
2 2. Induk Kalimat
Matius 22:2 "Hal Kerajaan Sorga seumpama
seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.”
33. Kata yang berulang-ulang
1 “Perjamuan kawin”, (diulang sebanyak 6 kali)
Kata perjamuan kawin dalam Bahasa Yunani
yaitu ga,mouj/gamous (kata benda akusatif maskulin jamak) terjemahan
secara gramatikal yaitu (a wedding or
marriage festival) sebuah pesta pernikahan atau pernikahan, (a wedding banquet) perjamuan kawin, (a wedding feast ) pesta pernikahan. (marriage) pernikahan, (matrimony) perkawinan. Tidak ada makna
khusus mengenai kata perjamuan kawin dalam nats ini, dan tampaknya kata
tersebut memang merujuk kepada sebuah pesta, perayaan, atau pertemuan secara
umum yang terjadi pada kehidupan orang Yahudi. Namun makna berulang dari kata
perjamuan kawin yang bisa dipahami disini yaitu sebagai sebuah kegiatan yang penting,
wajib, harus diikuti secara moral yaitu mengikuti perayaan tersebut sesuai
aturan dari pihak pengundang. Hal ini dapat diketahui dari kata yang mengawali
dan menutup kata “perjamuan kawin”. Bisa
dilihat dalam (Matius 22:1-14).
4 4. Kata
Kerja utama
- Berbicara (latar perumpamaan)
- Mengadakan (sebuah perayaan)
- Menyuruh (hamba-hamba yang disuruh memanggil orang yang
diundang)
- Menangkap, menyiksa, membunuh (undangan
menangkap hamba yang diutus)
- Membinasakan (undangan yang membunuh utusan)
- Membakar (membakar kota undangan)
- Mengumpulkan (raja mengumpulkan orang lain
dari pinggiran jalan)
5)
Kata Sifat/respon utama
- Tidak mau datang (undangan yang dipanggil khusus tetapi
tidak mau datang)
- Tidak mengindahkannya (undangan tidak mau
walaupun sudah dipanggil kemudian)
- Murkalah (raja yang murka karna undangan
tidak datang, sibuk untuk urusan masing-masing, bahkan membunuh utusan)
- Penuhlah (ruangan pesta penuh)
- Diam (hadirin pesta yang tidak mengindahkan
perkataan raja)
B.
Struktur Narasi
1)
Tokoh : Raja, anaknya, hamba-hamba, para undangan, tamu-tamu dari
pinggiran jalan, dan tamu tidak berpakaian pesta.
2)
Pemikiran Teologi : panggilan Allah, kerajaan sorga, kedatangan Yesus,
eskatologis, nubuatan PL (Membakar kota mereka. perbandingan, Sebuah nubuat
tentang penghacuran Yerusalem pada tahun 70 M. Tentara Roma di bawah pimpinan
Titus di dalam perumpamaan ini dianggap sebagai alat Allah).[1]
3)
Konteks kehidupan:
Imam-imam Yahudi yang
masih memahami hukum taurat yang memiliki pertentangan pendapat dengan Yesus
dan tidak mempercayai keilahian Yesus dan orang-orang Yahudi yang suka
mendengar Yesus ketika mengajar. Secara eskatologis lebih dekat Matius 22:1-14
mengisahkan sebuah perumpamaan tentang perjamuan yang berartikan bangsa Israel
sebagai undangan yaitu bangsa yang terpilih yang tidak mengindahkan perkataan
Yesus (terutama orang farisi, saduki, dan imam-imam besar) bahkan tidak
mengenal siapa Yesus (kisah penolakan
undangan yang telah diundang) dalam artian mereka bukanlah calon tamu yang
belum dikenal bahkan bisa dikatakan adalah keluarga sehingga diundang. Dengan
demikian Allah sendiri memperluas perjamuan tersebut bukan hanya kepada orang
Yahudi saja tetapi kepada seluruh bangsa (dari
kisah raja akhirnya mengundang orang baik dan jahat dari pinggiran jalan), sehingga
walaupun konteks yang dipakai disini adalah dominan mengenai sikap hidup bangsa
Yahudi akan tetapi tujuan surat ini berlaku bagi semua bangsa yang mau mendapat
undangan tersebut.
C.
Struktur Kisah
Yesus
berbicara mengenai perumpamaan
1.
Raja sedang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya (ay 2)
2.
Raja menyuruh hamba-hamba memanggil para undangan, tetapi undangan tidak
datang (ay 3)
3.
Undangan kedua kali dari raja dan penolakan kembali undangan (ay 4)
4.
Undangan sibuk dengan urusan masing-masing (ay 5)
5.
Penganiayaan undangan terhadap hamba raja (ay 6)
6.
Kermurkahan raja (ay 7)
7.
Raja mengundang orang lain kemudian (ay 8-10)
8.
Salah seorang tamu tidak berpakaian pesta (ay 11)
9.
Raja menegor tamu (ay 12)
10. Tamu
dibuang (13)
D.
Analisa Teks
Ayat 2) Hal “Kerajaan Sorga” basilei,a tw/n ouvranw/n/basileia ton ouravov (kingdom of heaven) diumpamakan seperti seorang raja avnqrw,pw| basilei//antropos basilei (certain king: kerajaan
manusia) yang sedang mengadakan perjamuan kasih untuk anaknya.
Dari ayat ini ada beberapa analogi yang bisa kita
bandingkan:
- Kerajaan sorga = kerajaan manusia
- Raja = Allah
- Perjamuan kasih = surga/keselamatan
Dari teks tersebut jika dibandingkan Yesus mampu memberikan sebuah
persamaan atau analogi yang sederhana dan logis untuk dipahami manusia. Memang
secara gramatikal (bahasa asli) kedua berpandingan tersebut tidak memiliki
tingkatan yang sama akan tetapi kata “seumpama” (TB) dalam alkitablah yang mengisyaratkannya.
Sehingga pemahaman kita yang pertama adalah teks ini benar-benar hanyalah
sebuah perumpamaan dan analogi didunia tidak memiliki makna khusus didalam
bahasa asli.
(ayat 3) raja menyuruh hamba-hamba untuk
memanggil undangan yang telah diundang ke perjamuan kawin itu. hamba-hamba
dalam bahasa Yunani yaitu dou,louj/doulos (servant,
bondaman) = budak, penjamin. kata doulos dalam Alkitab pertama seklai ditujukan
kepada budak-budak didunia namun diumpamakan kepada pelayan Tuhan. Tafsiran
penulis sendiri kata doulos dalam teks tersebut adalah nabi-nabi Tuhan pada
zaman PL yang menuliskan nubuatan serta rasul-rasul Allah yang diutus kepada
orang –orang Yahudi. Akan tetapi undangan tersebut tidak mau ikut kedalam perayaan
itu, kata undangan dalam bahasa asli yaitu keklhme,nouj/keklemenous
(call, name, address as, call togehter= dipanggil, nama, teralamat, dipanggil
bersama). Sehingga
dalam teks ini undangan tersebut sudah dikenal, dipilih, ataupun tidaklah asing
sehingga raja telah mengundang mereka. secara gramatikal dalam bibleworks
ternyata kata keklemenous memiliki hubungan kepada keselamatan, of God or
Christ call to eternal salvation, repentance, etc[2]
(penyesalan/tobat panggilan keselamatan abadi oleh Tuhan atau Kristus,).
Sehingga hal pertama yang
penulis pikirkan adalah bangsa yang lebih utama dipanggil untuk diselamatakan
adalah bangsa Israel, jadi undangan dalam kisah ini di ibaratkan orang Israel yang
dipilih Tuhan. Akan tetapi mereka menolak panggilan/undangan tersebut.
(ayat 4) hamba yang lain dalam
bahasa Yunani masih menuliskan kata doulos, akan tetapi kesepakatan penulis
yaitu bahwa analogi dalam teks ini adalah analogi tentang kerajaan sorga dan kerajaan didunia.
Walaupun secara bahasa asli makna kedua analogi tersebut dibedakan, hal itu
memang tepat sekali karena didalam teks tersebut ada makna perbandingan namun
diisyaratkan sehingga kerajaan dunia secara tingkatan tidak akan sama seperti sorga,
namun Yesus sendirilah yang menyederhanakannya bagi kita. Dalam pemahaman
penulis hamba yang lain itu adalah Yesus sendiri yang diutus oleh Allah untuk
melayani Allah didunia. Dalam bahasa asli hamba yang diutus kali ini adalah hamba
yang berbeda a;llouj dou,louj le,gwn/hamba
yang berbeda secara umum. Dalam artian ia merupakan hamba lain, khusus atau
kepercayaan raja.
(ayat 5) dalam ayat ini tetap
masih ada penolakan dari undangan. Dalam kisah ini diceritakan kebobrokan para
undangan tersebut, seharusnya undangan tersebut mereka ikuti: malah mereka
sibuk dengan urusannya sendiri (keladang dan mengurus usahanya). Apakah ini
disamakan kepada orang-orang israel yang
menolak Yesus, tidak mengindahkan perkataan dan ajaran Yesus, justru
sibuk dengan usahanya, dan ladangnya.
(ayat 6-8) disini hamba-hamba
raja tersebut ditangkap, disiksa, dan dibunuh. Kata hamba-hamba dalam bahasa
Yunani yaitu doulos dengan kata plural (jamak) dan tidak terlepas dari
hamba-hamba sebelumnya. Sehingga ayat ini menganalogikan Yesus, nabi, dan rasul
yang disiksa. Terutama Yesus. Robert H. Stein menuliskan dalam bukunya An
Introduction to the Parables of Jesus berkata: “Allah lalu mengutus Yesus
kepada orang Israel, namun orang Israel tetap tidak mau percaya, dan bahkan
menangkap, menyiksa dan membunuh Yesus. Maka Allah lalu menghukum mereka dengan
menghancurkan Israel oleh bangsa Romawi dan bangsa-bangsa lainnya sehingga
bangsa Israel tercerai-berai hingga abad ke-20.”[3]
Diteruskan dalam ayat 8 bahwa undangan tersebut tidak layak untuk menghadiri
pesta tersebut.
(ayat 10) disini para
hamba-hamba tengah menjumpai setiap orang dijalan-jalan yaitu orang baik dan
orang jahat dan mengumpulkan mereka. Kata mengumpulkan dalam bahasa Yunani
yaitu sunh,gagon/suvegayon (gather
(in), gather up, bring or call together, gather= memanen, memberikan
panggilan atau dipanggil bersama). Ada kata memanen dalam kata ini, seolah-olah
seperti sebidang tanaman yang harus dipanen. Penulis sendiri menganalogikan ini
sebagai nabi-nabi, misionaris, dan para penginjil yang diutus Tuhan untuk
menginjili orang-orang yang dianggap sebagai undangan untuk mereka juga bisa
diselamatkan.
Dalam hal ini Allah berpaling kepada bangsa-bangsa lain dan
memberikan anugerah keselamatan kepada segala bangsa. Ia mengutus
hamba-hambanya yang lain, yaitu para misionaris-misionaris ke seluruh dunia
untuk mengundang orang-orang masuk ke dalam kerajaan Surga.[4]
(ayat 11) tamu yang tidak berpakain pesta, evndedume,non e;nduma
ga,mou/pakaian pernikahan untuk perayaan.
Secara gramatikal tidak ada makna khusus untuk tamu yang tidak berpakaian, akan
tetapi tamu tersebut dapat kita analogikan sebagai orang yang hadir akan tetapi
tidak mempersiapkan diri. Pakaian pesta menggambarkan “kesiapan diri” dan
“kekudusan”untuk menghadap Kristus Yesus. Yang menjadi permasalahan adalah arti
dari pakaian pesta, apakah pakaian pesta adalah mengenai syarat iman, atau
hidup kudus?. Kedua hal ini adalah sebuah perdebatan terutama dalam teologi
arminian dan calvinisme mengenai keselamatan, arminian berkata bahwa masuk
surga harus melalui perbuatan baik sedangkan calvin oleh anugerah dan iman
saja. Namun bagi penulis sendiri hal ini tidak perlu diperdebatkan pakaian
pesta merupakan persyaratan yang harus memenuhi kedua hal diatas yaitu iman dan
perbuatan baik namun bukan berarti penulis bermaksud kedua hal itu sebanding
atau dapat dipisah atau perbuatan baik adalah syarat atau iman saja sebagai
syarat, namun bagi penulis setiap orang yang menerima Yesus dalam hidupnya
konsep yang terutama dalam pikirannya adalah iman keselamatan tidak terlepas
dari perbuatan. Apabila orang mengaku beriman tetapi perbuatannya tidak menunjukkan
imannya ini juga sudah menjadi hal yang berbeda pula, yang jelas Tuhan dan
seseorang mengenal iman dan wujud imannya.
(ayat 14) maka muncul konklusi di ayat 14 “sebab banyak
yang dipanggil tetapi sedikit yang
terpilih” polloi. ga,r eivsin klhtoi,( ovli,goi de. evklektoi,Ã… (For many are called, but few are
chosen). Dalam bahasa Yunani kata dipanggil bermakna invited
(by God in the proclamation of the Gospel) to obtain eternal salvation in the
kingdom through Christ : diundang
(oleh Tuhan dalam pemberitaan injil) untuk memperoleh keselamatan dalam
kerajaan Kristus. analisa kata dipanggil dalam bahasa Yunani yaitu untuk umum kata sifat normal maskulin jamak tanpa
gelar, derajat, kadar, tingkat. Sehingga dari teks ini artinya setiap orang
adalah dipanggil. Kata banyak dalam bahasa Yunaninya yaitu polus berarti sangat
banyak, dan ini mengindikasikan orang-orang yang percaya kepada Yesus dan
menerima injil.
Namun
kata sedikit yang terpilih ovli,goi de. evklektoi, disini
yaitu mereka yang memenuhi persyaratan untuk masuk dalam kerajaan sorga yaitu
pada ayat (11).
Matius 22:15-25
A. Analisa Struktural
B. Tema : pemerintah
adalah wakil Allah
C. Kata kerja :
- Pergilah = poreuqe,ntej (go;travel: pergi)
- Berunding = sumbou,lion (plan, purpose: berencana, tujuan)
- Menjerat = pagideu,swsin (entrap: menjebak; ensnare: menjerat:
mengikat)
- Menyuruh = avposte,llousin (send: mengirim)
- Bertanya = le,gontej\ (to say; speak: berbicara)
- Membayar pajak = dou/nai (bring;
give= memberi;membayar)
- Mengetahui = gnou.j (know:mengetahui)
- Mencoba = peira,zete( (to test: mencoba; tempt: menggoda;
attempt:pencobaan, usaha= ingin berhasil)
- Membawa = prosh,negkan
- Berikanlah = avpo,dote (to give back: memberi kembali;
pay:membayar; to sell:menjual)
- Mendengar = avkou,santej (hear)
D. Respon pendengar
- Mengetahui = gnou.j (know:mengetahui): Yesus tahu bahwa
orang-orang farisi sedang menjerat Yesus dengan pertanyaan
- Heranlah = evqau,masan (wonder: heran; marvel:sesuatu yang
sungguh-sungguh mengagumkan)
- Meninggalkan = avfe,ntej (let go: pergi) E. Struktur Kisah
- Orang-orang Farisi pergi untuk merencakan untuk menjebak
Yesus (ay 15)
- Orang Farisi menyuruh murid-murid yang bertanya kepada
Yesus (ay 16)
- Yesus dan orang Farisi bersoal jawab (ay 16-21)
- Orang Farisi dan orang-orang Yahudi disekitarya heran
- Orang Farisi pergi
F. Struktur Narasi:
- Tokoh = orang Farisi dan murid-muridnya
- Yesus
- Orang-orang Yahudi di bait suci
- Orang-orang Herodian = orang-orang Yahudi yang mencintai
Herodes atau kepemimpian Herodes
Analisis teks Matius 22:15-22
Ay 15-16a:
1) Dalam Mat 21:28-22:14, Yesus menyerang /
menegur para tokoh Yahudi dengan menggunakan 3 buah perumpamaan berturut-turut.
Teguran itu bukannya membuat mereka bertobat, tetapi sebaliknya membuat mereka
menjadi marah / benci kepada Yesus (21:45-46). Dan sekarang mereka berusaha
menyerang balik!
Penerapan:
seorang hamba Tuhan yang
berani menyatakan / menegur dosa, pasti akan banyak mendapat serangan dari
jemaat-jemaat tertentu yang tidak senang ditegur
kalau kita sering
memberitakan Injil / menegur dosa, kita pun akan mendapat serangan balik,
khususnya pada waktu orang-orang yang biasanya saudara tegur itu melihat
saudara berbuat dosa.
2) ‘Menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan’ (ay
15 bdk. Luk 20:20).
Terjemahan literal: ‘they
might ensnare in / by a word’ (= mereka bisa menjerat dalam / oleh suatu kata):
a) Menunjuk pada pertanyaan orang Farisi.
Kalau ditafsirkan seperti
ini, maka terjemahannya menjadi seperti Kitab Suci Indonesia.
b) Menunjuk pada jawaban Yesus.
Kalau ditafsirkan seperti
ini, maka terjemahannya menjadi seperti Kitab Suci Inggris.
NIV : ‘to trap him in his
words’ (= untuk menjebaknya dalam kata-kata-Nya.
NASB: ‘they might trap him
in what he said’ (= mereka bisa menjebak Dia dalam apa yang dikatakan-Nya).
Saya berpendapat bahwa
terjemahan dari Kitab Suci Inggris rasanya lebih logis. Jadi, mereka berusaha
menjerat Yesus dalam kata-kata Yesus (jawaban Yesus terhadap pertanyaan mereka).
Penerapan:
Banyak orang berusaha
menjerat orang kristen dalam kata-katanya. Karena itu kita harus hati-hati dalam
berbicara (bdk. Amsal 10:19).
3) Orang Farisi bergabung dengan orang Herodian
(ay 16a).
a) Sekalipun tak diketahui dengan pasti siapa
orang Herodian itu, tetapi dari namanya bisa diperkirakan bahwa mereka adalah
orang-orang dari partainya Herodes, atau orang- orang yang pro Herodes.
b) Sebetulnya, orang Farisi bertentangan /
bermusuhan dengan orang Herodian karena:
• orang Herodian terjun
dalam politik; orang Farisi terjun dalam agama Yahudi.
• orang Herodian bekerja
sama dengan Roma; orang Farisi tidak mau bekerja sama dengan Roma.
• orang Herodian
menyetujui pajak (karena pajak ini penting untuk Herodes!); orang Farisi
menentang pajak.
c) Tetapi sekarang, dalam menghadapi Yesus,
mereka bersatu (bdk. Mark 3:6).
Fakta bahwa mereka bisa
‘baik’ satu sama lain, padahal mereka sebetulnya bermusuhan, sudah menunjukkan
bahwa mereka adalah orang yang jahat dan munafik! Hati-hatilah terhadap orang-orang
seperti itu!
Ay 16b:
1) Ini jelas merupakan tindakan yang munafik
(untuk lebih jelasnya, paralel dengan Luk 20:20-21).
Seseorang mengucapkan
kalimat ini:
“A hypocrite is someone
who pretends to do one thing but intends to do another” (= Orang munafik adalah
orang yang berpura-pura melakukan satu hal, tetapi bermaksud untuk melakukan
hal yang lain).
2) Mereka mengatakan / memuji bahwa Yesus
‘tidak takut pada siapapun’. Tetapi sebetulnya, tujuan mereka adalah: supaya
Yesus berani mengucapkan sesuatu yang menentang pajak / pemerintah Roma.
3) Kata-kata mereka dalam ay 16b ini sebetulnya
memang menggambarkan seorang guru yang baik:
a) ‘jujur’
KJV/RSV: ‘true’ (= benar).
NASB: ‘truthful’ (=
benar).
NIV: ‘a man of integrity’
(= ).
Ini menunjukkan bahwa guru
yang baik selalu berbicara benar dan jujur Sekalipun hal ini lebih ditekankan
untuk seorang guru, tetapi orang kristen biasapun pasti juga harus seperti itu.
Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara selalu berbicara benar / jujur?
b) ‘dengan jujur mengajar
jalan Allah’.
KJV/NASB: ‘in truth’ (= ).
NIV: ‘in accordance with
the truth’ (= ).
RSV: ‘truthfully’ (= ).
Ini menunjukkan bahwa
seorang guru yang baik tidak membelokkan arti dari Firman Tuhan, baik demi
keuntungan pribadi, maupun karena sungkan / takut /malu dsb
Ini juga berlaku untuk
orang kristen biasa. Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara sering
membelokkan arti dari Firman Tuhan:
• supaya tidak kalah dalam
berdebat?
• supaya Firman Tuhan itu
tidak menyerang diri saudara sendiri?
• karena takut, sungkan,
malu dsb?
c) ‘tidak takut kepada siapapun ... tidak
mencari muka’.
NASB: ‘and defer to no
one; for you are not partial to any’ (= ).
NIV : ‘are not swayed by
men, because you pay no attention to what they are’ (= ).
Ini menunjukkan bahwa
seorang guru yang baik tidak takut kepada manusia, tidak berusaha menyenangkan
manusia dan tak membeda-bedakan / bersikap tak adil / berat sebelah.
Orang kristen biasapun
jelas juga harus seperti ini! Bagaimana dengan saudara?
Ay 17:
Ini adalah pertanyaan yang
menempatkan Yesus dalam posisi yang serba salah. Kalau Yesus menjawab ‘tidak
boleh’, maka orang Herodian pasti akan marah dan akan melaporkan kepada tentara
Roma, dan Yesus pasti akan ditangkap. Sebaliknya, kalau Yesus menjawab ‘boleh’,
maka semua orang Yahudi pasti akan menganggap Yesus sebagai seorang pengkhianat
yang pro Roma.
Catatan: William Barclay
mengatakan bahwa orang Yahudi menentang pajak itu karena alasan agama. Mereka
menganggap pajak itu sebagai penghinaan kepada Allah, karena Allah adalah
satu-satunya raja yang berhak menerima pajak.
Ay 18-21:
Jawaban Yesus:
1) Ay 18: ini menunjukkan kemahatahuan Yesus
(yang juga menunjukkan keilahian Yesus), dan sekaligus merupakan teguran
terhadap: tindakan mereka mencobai Yesus. sikap munafik mereka.
2) Ay 19-21a:
Pada jaman itu, setiap ada
raja baru naik tahta, maka ia langsung membuat uang logam sendiri dengan gambar
dan tulisannya pada uang logam itu.
William Barclay: “Coinage
was the sign of kingship” (= Pembuatan uang logam adalah tanda dari raja).
Karena itu, pada mata uang
1 dinar yang ditunjukkan kepada Yesus itu, pasti terdapat gambar dan tulisan
dari kaisar Roma yang saat itu sedang berkuasa.
3) Ay 21b:
a) Sekalipun Yesus tak secara terang-terangan
menjawab ‘boleh’, tetapi jelas bahwa Ia bukan hanya mengijinkan tetapi bahkan
mengharuskan setiap orang untuk membayar pajak (bdk. Roma 13:6-7).
Penerapan:
Apakah kita sudah membayar
pajak?
b) Ayat ini menunjukkan bahwa orang kristen
mempunyai kewajiban ganda yaitu:
• kewajiban duniawi - kepada negara (bdk.
Roma 13:2).
• kewajiban rohani - kepada Tuhan /
gereja.
Kewajiban rohani tidak
menghapuskan kewajiban duniawi dan sebaliknya!
Dengan kata lain, orang
kristen (di Indonesia) harus menjadi:
¨ Warga Negara Indonesia yang baik.
Misalnya dengan mentaati hukum, membayar pajak, menjaga kebersihan, dan juga
mentaati peraturan lalu lintas!
Sudahkah saudara menjadi
WNI yang baik?
¨ WNS (warga negara surga) yang baik.
c) Ayat ini juga menunjukkan adanya pembatasan
di antara kedua kewajiban itu. Kita tidak boleh memberikan kepada kaisar apa
yang menjadi hak dari Allah. Kalau kaisar menuntut sesuatu yang menjadi hak
Allah (misalnya penyembahan), maka berlaku Kis 5:29!
Penerapan:
Apa yang saudara lakukan
kalau RT/RW mengadakan rapat / kerja bakti pada hari minggu yang menyebabkan
saudara tak bisa berbakti kepada Tuhan?
Dan sebaliknya, kita juga
tidak boleh memberikan kepada Allah apa yang menjadi hak kaisar (misalnya:
memberikan pajak kepada Tuhan / gereja).
d) Calvin
mengatakan bahwa kata ‘kaisar’ bisa diterapkan dalam hal-hal lain seperti:
• atasan /
boss / majikan.
• guru /
dosen.
• orang tua.
• suami dsb.
Ay 22:
Mereka menjadi heran,
karena tadinya mereka sudah begitu yakin bahwa Yesus pasti akan terjerat,
tetapi ternyata Yesus menjawab sedemikian rupa sehingga baik pihak Romawi
maupun pihak Yahudi tidak mungkin bisa menyalahkan-Nya
Tetapi anehnya, sekalipun
heran / kagum / takjub dsb, tetapi mereka tidak bertobat
Matius 22:23-33
Analisa
Struktural
A.
Tema : “Sorga
adalah Kerajaan Kudus Allah”
B.
Kata yang berulang-ulang :
-
Tiada meninggalkan anak = mh. e;cwn te,kna( (having
no children: tiada memiliki anak)
C.
Kata Kerja :
-
Bertanya = le,gontej (to say; to speak: berkata; bertanya)
-
Meninggalkan
= avpoqa,nh| (to die:
kata aorist orang ke-3 tunggal) = dia telah meninggalkan
-
Membangkitkan
= avnasth,sei (rans.
raise, erect, raise up: mengangkat; membangkitkan)
-
Dikawinkan
= gami,zontai (marry,
give in marriage: kawin; dikawinkan)
-
Difirmankan
= qeou/
le,gontoj (God to say; God to speak: Tuhan telah berkata; Tuhan
telah berfirman=aorist orang ke-2)
D.
Kata Sifat/Respon :
-
Takjub = evxeplh,ssonto (to be astonished amazed: heran; to be amazed: takjud)
E.
Struktur Narasi:
1.
Tokoh : Yesus, orang saduki, orang banyak
2.
Pemikiran teologinya : sorga adalah tempat Allah yang
kudus
3.
Gambaran kehidupan sehari-hari : konteks kehidupan dalam
nats ini yaitu sama seperti perikop-perikop sebelumnya yaitu di bait suci,
dimana Yesus setiap hari mengajar disana.
Analisis
Teks Matius 22:23-33:
1) Orang Saduki (ay 23):
Ini
adalah suatu golongan yang kecil, tetapi kaya dan berpengaruh. Kebanyakan
imam-imam, bahkan imam besar dan anggota-anggota mahkamah agama / Sanhedrin,
adalah orang Saduki (bdk. Kis 5:17). Berbeda dengan orang Farisi, orang Saduki
mau bekerja sama dengan orang Roma.
Perbedaan
kepercayaan mereka dengan kepercayaan orang Farisi:
•
mereka menolak semua tradisi dari orang Farisi.
•
mereka tidak percaya takdir / predestinasi.
•
hanya 5 kitab Musa (Kejadian sampai Ulangan) yang mereka anggap sebagai Firman
Tuhan, sedangkan kitab nabi-nabi tidak. Tetapi tidak semua penafsir sependapat
dengan hal ini. Ada yang beranggapan bahwa orang Saduki tetap menerima kitab
nabi-nabi sebagai Firman Tuhan, tetapi mereka lebih menekankan 5 kitab Musa.
•
mereka tidak percaya adanya malaikat, roh, dan kebangkitan orang mati (ay 23
bdk. Kis 23:6-8).
2)
Pertanyaan orang Saduki (ay 24-28).
a)
Pertanyaan / cerita mereka ini didasarkan pada Ul 25:5.
Dalam
Kitab Suci ada 2 cerita yang berhubungan dengan Ul 25:5, yaitu:
• Kej 38:8-10 - dimana Tuhan membunuh Onan
karena tidak mau memberi keturunan kepada istri kakaknya.
•
Rut 2-4 - cerita tentang Boas dan Rut.
b) Cerita mereka ini sengaja dibuat-buat.
Sebetulnya 2 saudara sudah cukup untuk menunjukkan maksud mereka, tetapi
sengaja mereka buat 7 saudara, supaya doktrin tentang kebangkitan orang mati
makin terlihat menggeli¬kan dan tidak masuk akal.
c) Tujuan pertanyaan mereka ini: atau Yesus
menyetujui bahwa tidak ada kebangkitan, atau Yesus harus malu karena tak bisa
menjawab pertanyaan mereka.
d) Kalau pertanyaan ini diberikan kepada para
rabi Yahudi, maka mereka akan menjawab bahwa suami pertamalah yang berhak atas
istri itu
3) Jawaban Yesus (ay 29-32).
a)
Yesus menegur mereka (ay 29).
•
‘tak mengerti Kitab Suci’ adalah sesuatu yang sangat berbahaya! Ini menyebabkan
orang jadi sesat (bdk. Hos 4:6,14b).
• Yesus menambahkan ‘kuasa Allah’ (ay 29),
karena orang-orang Saduki itu tak percaya kebangkitan karena mereka anggap mustahil
/ tidak masuk akal. Mereka tidak bisa percaya bahwa Allah bisa melakukan hal
itu, karena mereka bersandar pada logika / otak mereka. Ini juga menyebabkan
kesesatan mereka!
Penerapan:
otak
/ logika jangan menjadi penghalang di dalam mempercayai Allah / kuasa-Nya.
b) Yesus menjawab pertanyaan mereka (ay 30).
•
Di sini Yesus membetulkan pemikiran mereka yang begitu duniawi tentang
kehidupan di surga. Dengan kata-kata ini Yesus memaksudkan bahwa di surga tidak
ada pernikahan, hubungan sex, dan perkembang-biakan (tetapi bukan tidak ada
jenis kelamin!). Dengan demikian, jelaslah bahwa pertanyaan orang Saduki itu
adalah sesuatu yang tidak relevan!
• Dengan kata-kata ini jelas bahwa Yesus
mempercayai adanya malaikat, dan kebangkitan orang mati.
c) Yesus menyerang ketidak-percayaan mereka
pada kebangkitan (ay 31-32).
• Yesus mengutip dari Kel 3:6. Ini aneh! Dalam
Kitab Suci ada ayat-ayat lain yang secara lebih jelas menunjukkan tentang
adanya kebangkitan orang mati. Misalnya: Yes 26:19 & Dan 12:2. Lalu mengapa
Yesus mengutip Kel 3:6?
-
Ada yang berkata: karena orang Saduki hanya mempercayai 5 kitab Musa.
-
Ada juga yang berkata: karena mereka menanyakan berda-sarkan suatu ayat dalam 5
kitab Musa (yaitu Ul 25:5), maka Yesuspun menjawab dengan menggunakan suatu
ayat dalam 5 kitab Musa.
• Yesus memaksudkan: kalau memang tidak ada
kebangkitan orang mati, maka itu berarti bahwa dalam Kel 3:6 Allah
memperkenalkan diri-Nya kepada Musa sebagai Allah orang mati (saat itu Abraham,
Ishak, Yakub sudah mati). Ini tidak mungkin! Ini sama dengan raja tanpa rakyat
atau bapa tanpa anak!
Seseorang
mengatakan:
“The
Lord cannot be called the God of any but the living” (= Tuhan tidak bisa
disebut sebagai Allah dari apapun kecuali yang hidup).
•
Ada orang yang lalu berkata: bukankah kata-kata Yesus ini hanya membuktikan
kekekalan dari jiwa (immortality of the soul), dan bukan kebangkitan tubuh?
Jawab:
Ya, tetapi karena manusia adalah tubuh dan jiwa, maka tidak mungkin bahwa
akhirnya hanya jiwa saja yang tertinggal. Jadi, dengan membuktikan kekekalan
jiwa, maka Yesus sekaligus membuktikan kebangkitan tubuh.
Matius 22:34-40
Analisa
Struktural
A.
Tema : Mengasihi
Allah dan Mengasihi Sesama
B.
Kata yang berulang-ulang:
-
Kasihilah = avgaph,seij (to love; have affection: mengasihi; kesayangan)
-
Segenap =
o[lh| (whole;
entire; complete: keseluruhan;segala;lengkap;sempurna)
C.
Kata kerja:
-
Mendengar = avkou,santej (heed; listen to: mendengar)
-
Berkumpullah
= sunh,cqhsan (gather;
berkumpul)
-
Bungkap =
evfi,mwsen (to put
to listen: diam)
D.
Struktur Narasi :
-
Tokoh : Yesus, Orang-orang Farisi, Orang Banyak)
-
Apa pemikiran teologinya :
mengasihi Allah adalah yang terutama
-
Gambaran Kehidupan sehari-hari : guru mengajari dengan berdiskusi, bertanya dan menjawab.
Analisis
Teks Matius 22:34-40:
Matius 22:34-40:
Matius 22:34-40:
1) Mat 22:34-40 paralel dengan Mark 12:28-34,
tetapi tidak dengan Luk 10:25-37.
Alasannya:
•
Dalam Lukas, pertanyaan dari ahli Taurat itu berbeda (Luk 10:25).
•
Dalam Lukas, ahli Tauratlah yang mengucapkan hukum kasih itu. Dalam Matius /
Markus, Yesuslah yang mengucapkan.
•
Dalam Lukas, ahli Taurat itu tegar tengkuk (Luk 10:29). Ini berbeda dengan
gambaran yang diberikan oleh Markus (Mark 12:32-34).
•
Dalam Lukas ada cerita tentang orang Samaria yang murah hati (Luk 10:30-37)
2) Ay 34-35:
a) Seharusnya orang-orang Farisi senang karena
Yesus bisa mengalahkan orang Saduki, dan dengan demikian mempertahankan
kebenaran. Tetapi ternyata tidak. Kebencian mereka kepada Yesus menyebabkan
mereka tak senang melihat kebenaran menang
Penerapan:
Pikirkan
tentang seorang pendeta / pengkhotbah yang tidak saudara senangi (pribadinya,
bukan ajarannya) Kalau ternyata orang itu bisa sukses dalam mengadakan suatu
KKR, bagaimana perasaan saudara?
b) Ahli Taurat ini juga adalah orang Farisi
(kebanyakan ahli Taurat adalah orang Farisi, tetapi tidak semua orang Farisi
adalah ahli Taurat).
c) Kata ‘mencobai’ dalam bahasa Yunaninya bisa
mempunyai arti yang negatif, seperti dalam ay 18. Tetapi bisa juga mempunyai
arti yang positif sehingga harus diterjemahkan ‘menguji’.
Di
sini tidak jelas apakah ahli Taurat itu
mencobai (untuk menjatuhkan), atau menguji.
3) Ay 36: ‘hukum yang terutama’.
NIV
: ‘the greatest’ ( = yang terbesar).
NASB:
‘the great’ (= yang besar).
Orang-orang
Yahudi membeda-bedakan hukum. Ada hukum yang mereka anggap besar / berat, dan
ada juga yang mereka anggap kecil / ringan. Ini benar. Tetapi mereka lalu
menganggap bahwa kalau yang besar-besar bisa dilakukan, maka yang kecil-kecil
boleh diabaikan. Ini jelas merupakan sesuatu yang salah! Bandingkan dengan:
•
Yak 2:10 - “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan
satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. Sebab Ia yang
mengatakan: ‘Jangan berzinah’, Ia mengatakan juga: ‘Jangan membunuh’. Jadi jika
kamu tidak berzinah tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga”.
Ayat
ini tidak berarti bahwa semua dosa sama berat. Yakobus memaksudkan: hukum Tuhan
adalah satu kesatuan. Kalau mau taat, harus taat pada semua, tidak boleh
pilih-pilih!
•
Mat 5:19 - “Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat
sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia
akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa
yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan
menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga”.
4) Ay 37-38.
a) Ay 37 merupakan kutipan dari Ul 6:5.
Ini
merupakan ringkasan / inti dari hukum Taurat. Kita tak mungkin bisa mentaati
hukum yang manapun dengan benar, kalau dalam diri kita tidak ada kasih kepada
Tuhan.
Sebaliknya,
Agustinus berkata:
“love
God, and do what you like!” (= kasihilah Allah, dan lakukanlah apa yang engkau
senangi).
Renungkan
hukum ini: saudara mungkin sudah aktif dalam gereja, rajin berbakti, ikut
Pemahaman Alkitab, melayani Tuhan, memberikan persembahan dsb. Tetapi, apakah
saudara mengasihi Allah?
Ingat
bahwa ini adalah hukum yang terutama!
b) Ay 37: hati, jiwa, akal budi.
Ul
6:5: hati, jiwa, kekuatan.
Mark
12:30 / Luk 10:27: hati, jiwa, akal budi, kekuatan.
•
Kita tidak perlu mengartikan setiap kata, dan kita tidak perlu membeda-bedakan
arti setiap kata tersebut di atas. Kata- kata itu jelas sekali overlap satu
sama lain, karena jiwa jelas sudah mencakup hati maupun pikiran, sedangkan
sekalipun hati dan pikiran sering dibedakan, tetapi Kitab Suci sendiri juga
sering mencampuradukkan kedua hal itu.
Tujuan
dari penggunaan kata-kata itu adalah menekankan ‘keseluruhan diri kita tanpa
ada yang dikecualikan’ (bdk. 1Tes 5:23 yang juga menekankan keseluruhan diri
kita).
•
Mengasihi Tuhan dengan akal budi / pikiran, hanya bisa terjadi kalau kita
mengerti / mengenal Allah dengan benar (khususnya tentang kasihNya yang Ia
tunjukkan di atas kayu salib bagi kita). Jadi, jelas bahwa belajar tentang
Allah dari Kitab Suci adalah sesuatu yang sangat penting!
•
Ajaran Trichotomy mempercayai bahwa manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh.
Dan mereka mengatakan bahwa ‘jiwa’ adalah kehidupan binatang dalam diri
manusia. Sedangkan ‘roh’ adalah sesuatu yang membedakan manusia dari binatang,
dan ‘roh’ adalah suatu elemen yang menghu¬bungkan Allah dengan manusia.
Tetapi,
Mat 22:37 yang memerintahkan kita untuk menga¬sihi Allah, ternyata tidak
mengandung kata-kata ‘dengan segenap roh’! Ini membuktikan bahwa ajaran
Trichotomy itu salah!
c) Ada 3 x kata ‘segenap’ (= all).
Ini
menunjukkan bahwa kita tidak boleh membagi kasih kita! Kita harus
menyerahkannya sepenuhnya kepada Allah! Jangan ingin mengasihi Allah dan dunia,
atau Allah dan uang! (Mat 6:24 Yak
4:4 1Yoh 2:15).
Tetapi,
kita boleh / harus mengasihi sesama kita (ay 39), karena kasih kepada sesama
adalah perwujudan dari kasih kepada Allah. Tetapi, bagaimanapun juga, kita tak
boleh mengasihi sesama lebih dari Allah (Mat 10:37).
d) Kasih kepada Allah harus diwujudkan dengan
ketaatan (Yoh 14:15).
Jadi,
kasih ini bukanlah sekedar suatu perasaan belaka, tetapi harus ada wujudnya
yaitu ketaatan! Orang yang taat, belum tentu mengasihi Allah (bdk. Wah 2:1-7),
tetapi orang yang mengasihi Allah, pasti akan mentaatiNya!
5) Ay 39-40.
a) ‘hukum yang ke dua yang sama dengan itu’ (ay
39). Ini salah terjemahan!
NIV:
‘and the second is like it’ (= dan yang kedua mirip dengan itu).
Dua
hukum ini memang mirip, karena dua-dua tentang kasih dan dua-dua merupakan ringkasan
/ inti hukum Taurat.
b) Ay 39 dikutip dari Im 19:18 (bdk. Roma
13:10).
c) Orang yang mengasihi Allah, akan mengasihi
sesama, dan orang yang tidak mengasihi sesama, tidak mungkin menga¬sihi Allah
(1Yoh 4:20-21).
d) Ay 39 juga mengajarkan kasih kepada diri
sendiri!
Semua
tindakan yang membahayakan diri sendiri / merusak kesehatan diri sendiri tanpa
ada gunanya, merupakan pelanggaran terhadap hukum ini!
Contoh:
•
merokok, mengisap ganja, menjadi morfinist dan sebagainya.
• bunuh diri.
• ngebut.
• menjadi peminum / pemabuk.
• tidak menjaga kesehatan, tidak mau olah raga.
•
tak mau pantang (gula, garam, lemak) padahal diharuskan oleh dokter.
6) Mark 12:32-34.
a) Ay 32,33: tadinya ahli Taurat itu mencobai
(ini kalau kita mengambil arti yang negatif dari kata ‘mencobai’), tetapi ia
lalu sadar bahwa Yesus betul-betul mengajarkan Firman Tuhan. Dan ia menghormati
semua itu!
b) Ay 32: kasih lebih penting dari persembahan!
(bdk. 1Sam 15:22 Hos 6:6).
Kita
bisa memberi persembahan tanpa kasih (bdk. Kej 4:3-4 Kis 5:1-11
1Kor 13:3), tapi kita tak bisa mengasihi Allah tanpa memberikan
persembahan. Bahkan orang yang betul-betul mengasihi Allah pasti mau memberikan
persembahan yang disertai dengan pengorbanan (bdk. Luk 21:1-4 2Sam 24:18-25).
c) Ay 34: ‘Engkau tidak jauh dari Kerajaan
Allah’.
Sekalipun
kata-kata ini merupakan suatu pujian, tetapi kata-kata ini juga merupakan suatu
peringatan. Yesus berkata bahwa orang
itu ‘tidak jauh’ dari Kerajaan Allah, berarti orang itu belum masuk / ada di
dalam Kerajaan Allah. Jadi, dengan kata-kata ini Yesus ingin mendorong orang
itu supaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Ini
menunjukkan bahwa Yesus tidak senang melihat seseo¬rang ‘hampir selamat’!
Matius
22:41-46
A.
Tema : Yesus adalah
Tuhan
B.
Induk Kalimat: ayat 42
C.
Kata kerja:
-
Berkumpul = Sunhgme,nwn (gather; berkumpul)
-
Bertanya = le,gousin (to say speak: berbicara; bertanya)
-
Menjawab-Nya
= avpokriqh/nai (answer;
reply: menjawab)
-
menanyakan = evperwth/sai (to ask; question: bertanya;
pertanyaan)
D.
Struktur Narasi :
-
Tokoh : Yesus, Orang Farisi
-
Apa pemikiran teologinya :
Daud menganggap Yesus lebih tinggi darinya apalagi kita, kita harus menghormati
Tuhan
-
Gambaran Kehidupan sehari-hari : guru mengajari dengan berdiskusi, bertanya dan menjawab.
Analisi Teks
1)
Tujuan Yesus dengan pembicaraan ini ialah: supaya mereka sadar / mengerti bahwa
sekalipun Yesus / Mesias adalah anak / keturunan Daud, yang menunjukkan bahwa
Ia adalah manusia, tetapi Ia juga disebut Tuan (Ingg: Lord /
Tuhan) oleh Daud (ay 44a Maz 110:1), yang menunjukkan bahwa Ia
juga adalah Allah sendiri!
H. P. Liddon: “David’s Son is David’s Lord. ... David describes his great descendant
Messiah as his ‘Lord’ (Psa. 110:1). ... He is David’s descendant; the Pharisees
knew that truth. But He is also David’s Lord. How could He both if He was
merely human? The belief of Christendom can alone answer the question which our
Lord addressed to the Pharisees. The Son of David is David’s Lord because He is
God; the Lord of David is David’s Son because He is God incarnate” [= Anak dari Daud adalah Tuhan dari
Daud. ... Daud menggambarkan keturunannya yang agung, Mesias, sebagai
‘Tuhan’nya (Maz 110:1). ... Ia adalah keturunan dari Daud; orang-orang Farisi
mengetahui kebenaran itu. Tetapi Ia juga adalah Tuhan dari Daud. Bagaimana Ia
bisa adalah keduanya jika Ia hanya manusia semata-mata? Hanya kepercayaan dari
orang-orang kristen yang bisa menjawab pertanyaan yang ditujukan oleh Tuhan
kita kepada orang-orang Farisi. Anak dari Daud adalah Tuhan dari Daud karena Ia
adalah Allah; Tuhan dari Daud adalah Anak dari Daud karena Ia adalah Allah yang
berinkarnasi / menjadi manusia] - ‘The Divinity of the Lord
and Saviour Jesus Christ’, hal 43.
Jadi, Yesus atau Mesias
adalah manusia dan sekaligus Allah sendiri! Sudahkah saudara betul-betul
percaya akan hal ini?
The Athanasian Creed /
Pengakuan Iman Athanasius (bagian tentang Kristus): “28. It is, therefore, true faith that we believe and confess that
our Lord Jesus Christ is both God and man. 29. He is God, generated from
eternity from the substance of the Father; man, born in time from the substance
of his mother. 30. Perfect God, perfect man, subsisting of a rational soul
and human flesh. 31. Equal to the Father in respect to his divinity, less
than the Father in respect to his humanity. 32. Who, although he is
God and man, is not two but one Christ” (= 28. Karena itu adalah iman yang benar bahwa kita percaya
dan mengaku bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah Allah dan manusia.
29. Ia adalah Allah, diperanakkan dari kekekalan dari zat Sang Bapa;
manusia, dilahirkan dalam waktu dari zat ibuNya. 30. Allah yang sempurna,
manusia yang sempurna, terdiri dari jiwa yang rasionil dan daging manusia.
31. Setara dengan Sang Bapa dalam hal keilahianNya, lebih rendah dari Sang
Bapa dalam hal kemanusiaanNya. 32. Yang, sekalipun adalah Allah dan
manusia, bukanlah dua tetapi satu Kristus) - A. A. Hodge, ‘Outlines
of Theology’, hal 118.
2)
‘oleh pimpinan Roh’ (ay 43).
- Ini menunjukkan bahwa bagian itu adalah Firman Tuhan
yang tidak mungkin salah. Jadi, pada waktu Daud menuliskan bagian itu, ia
tidak mungkin ngawur, karena saat itu ia dipimpin oleh Roh Kudus.
- Ini menunjukkan bahwa penulis Kitab Suci menulis di
bawah pimpinan Roh Kudus, sehingga yang mereka tuliskan bukanlah sekedar
tulisan manusia, tetapi merupakan Firman Tuhan!
3)
Ay 44a (bdk. Maz 110:1) menunjukkan adanya lebih dari satu pribadi
dalam diri Allah, karena di sini ditunjukkan bahwa TUHAN (dalam Maz 110:1 =
Yahweh) berbicara kepada Tuan / Lord (dalam Maz 110:1 =
Adonai) dari Daud.
Karena itu, ayat ini
dipakai sebagai salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal!
4)
‘musuh-musuh’ (ay 44).
a) Di
sini jelas sekali ditunjukkan bahwa Yesus / Mesias mempunyai banyak
musuh.
Karena itu jangan merasa
heran kalau banyak orang memusuhi gereja / orang kristen / kekristenan / Firman
Tuhan!
b) Bisa saja
para musuh itu kelihatannya menang, tetapi:
1.
Ay 44 menunjukkan bahwa Kristus tetap duduk di sebelah kanan Allah (tempat
tertinggi / termulia). Ini menunjukkan bahwa apapun yang dilakukan oleh para
musuh itu, hal itu tak akan bisa menggoyahkan kuasa / pemerintahan Kristus.
Yesus tetap berkuasa / memerintah / mengontrol segala sesuatu!
2.
Akhirnya para musuh itu akan takluk, dan kemenangan Kristus akan terlihat
dengan nyata oleh semua orang.
Ay 44:
‘musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu’ (bdk. Yos 10:24).
Bandingkan juga dengan
1Kor 15:24-25 & Fil 2:10-11.
Hal ini akan terjadi
pada hari kedatangan Kristus yang ke dua kalinya!
Penerapan:
Kalau saat ini gereja /
orang kristen / kebenaran kelihatannya kalah, jangan putus asa / kecil hati.
Karena Kristus sudah menang pada akhirnya, kita juga menang!
5)
Mereka tak bisa menjawab (ay 46).
Sebetulnya mereka tentu
tahu bahwa satu-satunya cara untuk menjawab pertanyaan Yesus itu adalah dengan
mengakui bahwa Mesias / Yesus adalah manusia dan Allah! Tetapi, sekalipun Yesus
menyusun argumentasi / ajaranNya dengan menggunakan ayat Kitab Suci sebagai
dasar, dan sekalipun mereka tidak menemukan jalan lain untuk menjawab
pertanyaan Yesus selain dengan mengakui bahwa Mesias / Yesus adalah manusia dan
Allah, mereka tetap tidak mau mengakui hal itu. Ini menunjukkan bahwa mereka
adalah orang-orang yang sombong, keras kepala dan tak mau tunduk pada otoritas
dari Firman Tuhan.
KESIMPULAN
Dari pasal 22 ini, yang kita bisa kita lihat
adalah percakapan atau pengajaran Yesus yang di ungkapkannya dengan
perumpamaan. Ia menceritakan hal kerajaan sorga dalam setiap perikop dalam
pasal 22 ini sebagai mengungkapkan mengenai kekuasaan Allah, kekudusan tempat
kerajaan Allah. Hal ini mengajarkan kita juga bagaimana kita menyikapi
hukum-hukum yang berlaku di dunia sebagai hukum yang perlu kita ikuti dan kita
patuhi, karena mentaati hukum didunia juga berarti mentaati hukum-hukum Allah.
Perumpamaan-perumpamaan yang diceritakan Yesus begitu menarik,
dalam Matius 22:1-14 Yesus menceritakan perumpamaan tentang perkawinan dalam
kerajaan yang persamaannya seperti kerajaan Allah untuk mengartikan tentang
panggilan Allah kepada orang-orang berdosa. Dalam Matius 22:15-25 Yesus
menceritakan hal hukum-hukum dunia yang harus ditaati seperti hukum-hukum Allah
juga ditaati. Dan lain sebagainya.
Referensi
1.
Buku Tafsiran Wyclife
2.
Bible Works 7
3.
Robert H. Stein, An
Introduction to the Parables of Jesus, (Westminster John Knox Press, 1981)
4.
William Barclay, Pemahaman
Alkitab Setiap Hari, (Malang: BPK Gunung Mulia, 2010)
5.
Buku Tafsiran Matthew Henry
6.
Buku Tafsiran Alkitab Masa Kini
[1] Tafsiran Wyclife
[2] Bible Works 7
[3] Robert H. Stein, An Introduction
to the Parables of Jesus, (Westminster John Knox Press, 1981) 82-91.
[4] Wikipedia
Posting Komentar